meluncurkan gelombang serangan pesawat drone dan rudal ke Ukraina pada Sabtu malam hingga Minggu pagi. Akibat serangan itu sedikitnya enam orang tewas, termasuk dua anak-anak, dan memutus aliran listrik untuk puluhan ribu orang.
“Pasukan Rusia menyerang wilayah Dnipropetrovsk dan Odessa. Enam orang tewas, termasuk dua anak-anak,” kata kantor Jaksa Agung Ukraina di Telegram, dilansir AFP, Minggu (2/11/2025).
Kedua anak yang tewas merupakan dua laki-laki berusia 11 dan 14 tahun, kata komisioner hak asasi manusia Ukraina Dmytro Lubinets.
Serangan tersebut terutama menargetkan wilayah selatan dan tengah Ukraina. Serangan itu juga menyebabkan belasan orang lainnya terluka, berdasarkan informasi dari otoritas regional.
Serangan Rusia di wilayah Zaporizhzhia selatan menyebabkan hampir 58.000 rumah tangga tanpa listrik, kata gubernur wilayah tersebut, Ivan Fedorov.
Sementara itu, Rusia tidak segera berkomentar tetapi membantah menargetkan warga sipil. Rusia mengatakan serangan tersebut menghantam infrastruktur energi yang menggerakkan industri pertahanan Ukraina. Kyiv mengatakan serangan itu terutama ditujukan untuk melemahkan penduduk sipilnya.
Lebih lanjut, serangan pesawat tak berawak Ukraina di pelabuhan Laut Hitam Rusia, Tuapse, pada Minggu dini hari membakar sebuah kapal tanker minyak dan merusak infrastruktur pelabuhan, kata otoritas regional.
Diketahui, Rusia telah menolak seruan AS untuk menghentikan invasinya yang telah berlangsung hampir empat tahun ke Ukraina.
Sebaliknya, Rusia terus melanjutkan serangan daratnya sambil memperbarui kampanye serangannya terhadap jaringan energi Ukraina, yang menurut Kyiv merupakan bukti bahwa Moskow tidak tertarik pada perdamaian.
