Ada kabar baik terkait situasi di Bumi Lancang Kuning. Titik hotspot yang tadinya mencapai ratusan, kini berkurang signifikan dan tinggal puluhan titik saja.
“Untuk situasi karhutla saat ini sudah berkurang sangat signifikan. Yang tadinya mengalami lonjakan pada 17-20 Juli lalu, alhamdulillah dari yang tadinya ratusan titik, per hari ini sudah berkurang jauh, tinggal 33 titik,” kata Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, Sabtu (26/7/2025).
Herry Heryawan mengatakan menurunnya titik api ini berkat kolaborasi jajaran Polda Riau, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPBD), TNI, dan stakeholder lainnya.
“Ini semua berkat kolaborasi seluruh pihak baik itu TNI-Polri, Manggala Agni, masyarakat peduli api, relawan dan terutama BPBD sebagai leading sector,” imbuhnya.
Herry Heryawan menyampaikan berdasarkan pantauan per hari ini, 26 Juli 2025, situasi hotspot di wilayah Provinsi Riau menunjukkan penurunan yang signifikan. Dari total 405 titik hotspot sebelumnya, kini hanya tersisa 33 hotspot saja.
“Berdasarkan aplikasi Dashboard Lancang Kuning, situasi hotspot di wilayah Provinsi Riau menunjukkan perkembangan positif dengan penurunan signifikan jumlah titik api dibandingkan hari-hari sebelumnya,” jelasnya.
Kapolda menambahkan situasi karhutla di Riau per 26 Juli 2025 ini dalam tahap terkendali, namun tetap membutuhkan kewaspadaan berkelanjutan.
“Terutama dalam verifikasi titik-titik yang belum terkonfirmasi dan pemadaman tuntas di wilayah dengan struktur gambut dalam,” tuturnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Riau Kombes Anom Karibianto mengatakan bahwa dari itu, hanya 3 yang kategorinya tinggi (high).
“Dari 33 titik itu, 30 kategori medium (sedang) dan 3 titik kategori tinggi (high) yaitu di Inhu,” imbuhnya.
Kombes Anom mengatakan dari 33 hotspot tersebut, titik api aktif yang sedang ditangani sebanyak 14 titik, semuanya berasal dari kategori Medium. Sementara 16 titik kategori medium belum terverifikasi sebagai titik api aktif.
“Untuk 3 titik api kategori high juga telah dan dalam proses penanganan oleh Satgas Karhutla,” ujar Anom.
Penurunan hotspot ini berkat kerja keras dan kolaborasi lintas sektoral. Tren penurunan ini juga mencerminkan keberhasilan berbagai upaya mitigasi yang dilakukan, seperti peningkatan patroli darat dan udara.
“Operasi modifikasi cuaca (OMC) juga terbukti efektif, serta turunnya hujan di sebagian wilayah Provinsi Riau , yang turut membantu dan pemadaman titik api, khususnya di lahan gambut,” paparnya.
Kecepatan respons dan deteksi aplikasi Dashboard Lancang Kuning juga mempengaruhi hasil baik yang dicapai saat ini. Di sisi lain, aktivasi posko siaga karhutla di seluruh jajaran kewilayahan juga menunjukkan kerja sama lintas sektoral yang baik.