Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berkunjung ke Sekolah Rakyat Menegah Atas (SRMA) 10 Jakarta Selatan, Sabtu (9/8/2025). Ia pun mengapresiasi fasilitas lengkap Sekolah Rakyat serta toleransi beragama di antara para siswa.
Di sela kunjungan, Sri Mulyani menjadi dirigen dan memimpin paduan suara siswa SRMA 10 Jakarta Selatan. Selepas paduan suara, bersama Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), ia menyempatkan diri berbincang dengan siswa.
Dalam sambutannya, Gus Ipul mengapresiasi para siswa yang semangat dalam mengikuti ekstrakurikuler, salah satunya paduan suara.
“Mudah-mudahan nanti semuanya bisa jadi pemimpin Indonesia masa depan, siapa tahu salah satunya jadi Menteri Keuangan,” kata Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/8/2025).
Pada kesempatan ini, Gus Ipul juga berharap agar Sekolah Rakyat berjalan sesuai harapan. Ia pun berpesan agar para siswa tidak melakukan hal-hal yang buruk di Sekolah Rakyat.
“Pertama, perundungan, kedua, kekerasan fisik maupun seksual, yang ketiga, intoleransi,” jelas Gus Ipul.
Toleransi Beragama di Sekolah Rakyat
Tiga pesan Gus Ipul pun telah dipraktekkan di SRMA 10 Jakarta Selatan. Soal toleransi beragama misalnya, Marcel satu-satunya siswa non-muslim merasa nyaman di tengah teman-temannya yang mayoritas muslim.
“Saya biasa baca di dalam kamar asrama, sedikit-sedikit baca Alkitab di kamar,” ujar Marcel.
“Tapi teman-teman kamu sekamar, menghormati kamu dalam hal ini?” tanya Sri Mulyani.
“Jelas, selalu,” jawab Marcel.
Sri Mulyani mengatakan padatnya aktivitas siswa termasuk pengembangan diri melalui ekstrakurikuler, membantu siswa membangun karakternya. Hal ini termasuk dalam hal toleransi beragama.
“Ini membuat mereka bisa membantu dan membangun karakter, bertemu dengan anak-anak baru, saudara-saudaranya yang baru, dan juga memunculkan suatu kimia di antara mereka sendiri untuk saling mendukung ke arah yang lebih positif,” papar Sri Mulyani.
Ia juga mengapresiasi fasilitas Sekolah Rakyat yang sudah baik, setelah melakukan pengecekan asrama serta sarana prasarana lain.
“Ada asramanya tadi juga sangat baik, satu kamar tiga orang, mereka juga memiliki meja belajar, tempat tidur yang baik, dan juga fasilitas untuk mandi dan yang lain-lain yang memadai,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, SRMA 10 Jakarta Selatan menampung 100 siswa yang terbagi ke dalam 4 rombongan belajar. Untuk mendukung proses pendidikan dan pendampingan siswa, terdapat 17 guru, 10 wali asuh, dan 2 wali asrama.
Kepala Sekolah SRMA 10 Jakarta Selatan Ratu Mulyanengsih menyampaikan meskipun awalnya siswa masih harus membiasakan diri ketika pertama masuk Sekolah Rakyat, namun siswa bisa beradaptasi dengan cepat.
“Kami juga polanya, pendisiplinannya dengan merangkul dengan kasih sayang, tidak dengan bentakan atau memaksa, tapi dirangkul dan semuanya menjadi role model, jadi saya meminta sama Bapak Ibu Guru dan Wali Asuh ikut bersama, berjamaah,” pungkas Ratu.