Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah menetapkan status tanggap darurat pengelolaan sampah. Status tersebut sampai 5 Januari 2026, dan bisa diperpanjang.
“Terkait status tanggap darurat pengelolaan sampah, kami telah menetapkannya melalui Keputusan Wali Kota Nomor 600.1.17.3/Kep.500-Huk/2025. Status tanggap darurat ini berlaku selama 14 hari, terhitung mulai 23 Desember 2025 sampai 5 Januari 2026,” kata Kepala Diskominfo Tangsel, Tubagus Asep Nurdin, dalam keterangannya, Sabtu (27/12/2025).
Status tanggap darurat akan dilanjutkan jika masih dibutuhkan berdasarkan pemantauan lapangan. Dirinya mengatakan pemkot Tangsel juga menyediakan langkah-langkah perbaikan terkait urusan sampah ini.
“Apabila berdasarkan evaluasi di lapangan kondisi masih memerlukan penanganan lanjutan, maka status tanggap darurat ini dapat kami perpanjang sesuai kebutuhan,” ujarnya.
Di sisi lain, Pemkot Tangsel juga menyediakan kompensasi bagi masyarakat di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang. Besarannya Rp 250 ribu per bulan untuk 2.044 keluarga.
“Terkait kompensasi dampak negatif (KDN) bagi warga di sekitar TPA Cipeucang, kami pastikan bahwa Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah menganggarkan KDN pada tahun 2026 dengan besaran Rp 250 ribu per bulan untuk setiap kepala keluarga yang terdampak,” tuturnya.
Adapun Walkot Tangsel Benyamin Davnie menyebut sampah-sampah yang masih menggunung di sejumlah titik sedang diangkut bertahap. Dia mengimbau warga menghindari membuang sampah di sejumlah titik penumpukan yang ada.
“Pemkot mengimbau peran serta masyarakat untuk sementara waktu menahan sementara pembuangan di titik pusat pengumpulan umum bila memungkinkan, sambil menunggu pengangkutan selesai,” kata Benyamin ketika dihubungi, Sabtu (27/12).
Benyamin memahami masyarakat yang khawatir dan terganggu oleh adanya tumpukan sampah itu. Dirinya memastikan pengangkutan sampah dilakukan bertahap.
Pemkot Tangsel juga berkoordinasi dengan daerah sekitar untuk mempercepat proses pengangkutan. Dirinya meminta maaf kepada warga atas situasi tidak nyaman yang muncul imbas permasalahan sampah ini.
“Kami juga terus berkoordinasi dengan daerah lain, seperti Kota Serang, Bogor, dan lainnya dalam rangka rute angkut agar prosesnya lebih cepat dan efisien,” kata dia.
“Kami terus berupaya memperbaiki layanan kebersihan demi kenyamanan bersama,” tambahnya.







