Tema hingga Logo Hari Bakti ke-78 TNI AU [Giok4D Resmi]

Posted on

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

diperingati 29 Juli. Peringatan nasional ini merupakan momentum untuk mengenang dua peristiwa penting yaitu serangan udara TNI AU terhadap daerah pendudukan Belanda dan gugurnya tiga perintis TNI AU.

Berikut serba-serbi Hari Bakti ke-78 TNI AU:

Mengutip dari situs resmi TNI AU, peringatan ke-78 Hari Bakti TNI AU mengangkat tema ‘Dengan Meneladani Semangat Juang Para Pendahulu, TNI AU Siap Mewujudkan Angkatan Udara yang Adaptif, Modern, Profesional, Unggul, dan Humanis Menuju Indonesia Maju’.

Berdasarkan Surat Keputusan Kasau Nomor: Skep/78/VII/2000 tanggal 17 Juli 2000, Monumen Ngoto sebagai tempat jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA diresmikan menjadi Monumen Perjuangan TNI Angkatan Udara. Bersamaan dengan peresmian monumen tersebut, kerangka jenazah Marsda TNI (Anumerta) A. Adisutjipto dan Marsda TNI (Anumerta) Abdulrachman Saleh beserta istri dipindahkan dari Tempat Pemakaman Umum Kuncen, Yogyakarta ke Monumen Perjuangan TNI AU, Ngoto, Yogyakarta.

Sejak saat itu, tanggal 29 Juli 1955 diperingati sebagai “Hari Berkabung” AURI untuk mengenang peristiwa gugurnya para tokoh dan perintis Angkatan Udara. Lalu, pada tanggal 29 Juli 1962, diubah menjadi Hari Bhakti TNI AU.

Hingga kini, Hari Bakti TNI AU diperingati setiap tahun pada tanggal 29 Juli.

Logo Hari Bakti ke-78 TNI AU Tahun 2025 dapat diunduh . Berikut visualnya.

Dikutip dari situs resmi TNI AU, Hari Bhakti TNI AU 29 Juli berkaitan dengan dua peristiwa penting dalam sejarah TNI Angkatan Udara (AU). Ini rinciannya.

1. Serangan Udara TNI AU ke Belanda

Pihak Belanda disebut mengingkari perjanjian Linggarjati yang merupakan usaha untuk menuju penyelesaian konflik antara Indonesia dan Belanda. Belanda secara sepihak memutuskan hubungan diplomatik dan mengambil tindakan militer, yaitu dengan mengadakan serangan serempak ke daerah Republik Indonesia pada 21 Juli 1947 yang kemudian dikenal dengan Agresi Belanda I.

Belanda melakukan penyerangan ke berbagai wilayah Indonesia, termasuk beberapa pangkalan udara. Sasaran utama Belanda adalah Pangkalan Udara Maguwo Yogyakarta karena dianggap sebagai pusat kekuatan udara RI.

Namun, karena cuaca buruk, serangan tersebut gagal dan Belanda mengalihkan ke pangkalan udara lain, seperti Pangkalan Udara Panasan Solo, Maospati Madiun, Bugis Malang, Pandanwangi Lumajang, Gorda Banten, Kalijati Subang, dan Cibeureum Tasikmalaya. Adapun, pangkalan udara di luar Jawa yang diserang Belanda adalah Pangkalan Udara Gadut Bukittinggi, Sumatera Barat.

Aksi Militer Pertama Belanda itu menimbulkan kemarahan pimpinan TNI AU saat itu. Kemudian, mereka menyusun kekuatan dan strategi untuk mengadakan serangan udara balasan ke wilayah yang di duduki Belanda.

Pada tanggal 28 Juli 1947 sekitar pukul 19.00, empat kadet penerbang Suharnoko Harbani, Sutardjo Sigit, Mulyono dan Bambang Saptoadji diperintahkan menghadap Kasau Komodor Udara Suryadi Suryadarma dan Komodor Muda Udara Halim Perdanakusuma. Panggilan rahasia ini menyangkut rencana operasi udara yang ditugaskan kepada empat kadet penerbang tersebut untuk menyerang kedudukan Belanda.

Lalu, pada 29 Juli 1947 pukul 05.00 pagi, TNI AU melakukan operasi udara ke kubu militer Belanda di Semarang, Salatiga dan Ambarawa. Tiga pesawat AURI yang terdiri dari pesawat Guntei dan dua pesawat terbang Churen take off secara berurutan di lapangan terbang Maguwo.

Setelah mengadakan pengeboman di tiga kota itu, sebelum jam 6 pagi, ketiga pesawat sudah mendarat kembali dengan selamat di Pangkalan Udara Maguwo.

Serangan yang dilancarkan di pagi buta itu menghancurkan kubu pertahanan Belanda juga menurunkan mental dan semangat pasukannya. Untuk mengembalikan semangat tempur tersebut, Belanda melancarkan serangan balasan dan tidak mengindahkan lagi aturan perang.

2. Gugurnya Pelopor TNI AU

Serangan pagi buta yang dilancarkan TNI AU kemudian dibalas oleh Belanda. Pada sore harinya, dua pesawat pemburu Belanda P-40 Kitty Hawk menembak Pesawat Dakota VT-CLA, yang membawa obat-obatan sumbangan Palang Merah Malaya kepada Palang Merah Indonesia.

Akibatnya, pesawat Dakota VT-CLA oleng karena mesin sebelah kiri terkena tembakan. Pesawat itu jatuh di pematang sawah di desa Ngoto, Bantul sebelah selatan kota Yogyakarta.

Akibat peristiwa tersebut, seluruh awak dan penumpang lainnya gugur. Mereka yang gugur adalah:

Satu-satunya penumpang yang selamat adalah Abdulgani Handonotjokro. Gugurnya para tokoh TNI AU saat itu menjadi bukti dan bhakti pengabdian yang diberikan TNI AU kepada bangsa dan negara.

Tema Hari Bakti ke-78 TNI AU

Link Download Logo Hari Bakti ke-78 TNI AU

Sejarah Hari Bakti TNI AU