Polisi mengatakan KTP yang dibawa berinisial RTA yang tewas di lahan kosong di Pejaten, Jakarta Selatan, saat mendaftar kerja ternyata milik saudara korban. Polisi akan memeriksa pemilik KTP tersebut.
“Rencana selanjutnya kami akan mengundang untuk dimintai keterangan yang akan dijadwalkan minggu depan, yaitu kerabat korban yang identitasnya digunakan korban untuk mendaftar kerja. Lalu orang lapangan yang melakukan rekrutmen,” kata Kanit PPA Polres Jakarta Selatan AKP Citra Ayu kepada wartawan, Jumat (17/10/2025).
Polisi memastikan identitas terapis berinisial RTA masih berusia 14 tahun setelah mengecek ke Dinas Dukcapil Indramayu. KTP yang dibawa korban saat itu ternyata milik saudara dari korban.
“Hasil informasi dari Dukcapil, benar yang bersangkutan sesuai dengan registrasi KK bernama RTA dengan usia 14 Tahun, KTP yang digunakan oleh korban untuk mendaftar pekerjaan adalah KTP kerabat dari korban, masih keluarga,” kata Cita.
Selain keterangan dari Dukcapil, polisi mendapat kesaksian dari perekrut yang mempekerjakan RTA di tempat spa. Dari keterangan itu, polisi memperoleh identitas yang didaftarkan RTA untuk bekerja berinisial SA.
“Informasi dari pihak rekrutmen, bahwa pihak perusahaan mengetahui bahwa korban mendaftar dengan identitas sebagai ‘SA’,” jelas dia.
Citra mengungkap RTA bekerja di tempat spa setelah melihat tayangan di media sosial. Hal itu membuatnya tertarik untuk bekerja di tempat spa.
“Awalnya korban tertarik dan mendaftar kerja setelah melihat temannya yang live dari TikTok, kemudian datang untuk melakukan interview,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, jasad korban RTA ditemukan pada Kamis (2/10), pukul 05.00 WIB. Polisi mengatakan ada saksi yang mendengar teriakan wanita sebelum korban ditemukan.
Pihak keluarga diketahui sudah melaporkan dugaan eksploitasi pekerja terkait kasus tewasnya korban RTA. Polisi masih menyelidiki laporan dugaan eksploitasi korban.
