mencatat traffic penerbangan di wilayah Medan naik. Pihaknya turut mengantisipasi dengan membuka posko Natal dan tahun baru (Nataru) dengan jam pengoperasian 24 jam.
“Kami mempersiapkan secara khusus posko, ada tiga lokasi posko kami di seluruh Indonesia, satu tentunya di kantor pusat, yang kedua adalah di kaitan dengan pusat operasional, yang ketiga adalah di masing-masing bandara di seluruh Indonesia, salah satunya adalah di Medan ini,” ungkap Direktur SDM dan Umum AirNav Indonesia Didiet KS Radityo saat monitoring posko Nataru bersama di AirNav Indonesia cabang Medan, Senin (29/12/2025).
Didiet menjelaskan posko Nataru di Medan beroperasi selama 24 jam dengan personel yang stand by untuk memantau kelancaran navigasi penerbangan saat momen Nataru.
Secara nasional, koordinasi dilakukan melalui posko nasional di Indonesia Navigation Management Center (INMC) Jakarta. Posko ini berfungsi sebagai pusat kendali lintas wilayah, terutama untuk mengantisipasi dampak operasional penerbangan yang bersifat nasional.
“Beroperasi 24 jam itu tentunya para general manager ini mengatur jadwal, stand by personel, ada posko nasional yang beroperasi di Jakarta INMC. Setiap kali ada hal yang memang secara operasional berdampak secara nasional, karena pergerakan pesawat kan dari satu daerah ke daerah yang lain, nah itu melaporkan kepada pusat kendali atau INMC tersebut dari posko masing-masing,” ujar Didiet didampingi pimpinan AirNav Indonesia cabang Medan.
“Fungsinya untuk koordinasi secara lintas nasional. Kemudian, bahwasanya stakeholder yang ada di lingkungan itu pun juga butuh data, kemudian butuh kolaborasi, misalkan ada tambahan extra flight yang di luar jadwal dan sebagainya, nah itu mereka juga melaporkan kepada Posko yang ada di masing-masing cabang tersebut untuk koordinasi lebih lanjut,” lanjutnya.
Didiet, yang didampingi jajaran petinggi AirNav Indonesia cabang Medan, melihat kesiapan peralatan dan juga strategi untuk memastikan kelancaran saat Nataru, khususnya saat puncak trafik.
“Kita pantau persiapan masalah peralatan karena biasanya kalau trafiknya puncak, gangguan sistem dan lain sebagainya, kami mempersiapkan juga kaitan dengan gangguan cybersecurity. Kemudian kesiapan peralatan navigasi penerbangan, termasuk sistem Air Traffic Management (ATM), ATM Automation System (ATMAS), radar, serta penguatan keamanan siber. Tingkat keandalan sistem navigasi ditargetkan mencapai 99,98 persen,” jelasnya.
Pada momen Nataru ini, Didiet menuturkan jika trafik penerbangan di Medan mengalami kenaikan sekitar 25-30 persen dibanding kondisi normal.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
“Pada kondisi normal sekitar 150-an pergerakan trafik, dan sekarang menjadi 200-an trafik per hari pergerakan,” ujarnya.
“Secara nasional, dimulai dari 18 Desember 2025 sampai 4 Januari 2026 diperkirakan in total semua itu ada sekitar 76.000 pergerakan dalam masa periode tersebut atau rata-rata kalau sehari sekitar 4.672 flight di seluruh Indonesia,” lanjutnya.
Lebih lanjut, AirNav memperkirakan puncak arus balik Nataru terjadi pada 3-4 Januari 2026. Oleh karena itu, maskapai diminta mematuhi slot penerbangan yang telah diajukan sebelumnya guna menghindari penumpukan trafik yang dapat berdampak pada keterlambatan penerbangan.
“Khususnya bagi teman-teman di maskapai, bahwa pengaturan slot selama masa peak season ini menjadi urgen, kami kan punya sistem namanya slot gitu. Nah, setiap kali ada extra flight sudah mengajukan sebelumnya jauh-jauh hari kan untuk dicatat para general manager untuk mengantisipasi beban kerja masing-masing. Nah, kepada para maskapai dimohon untuk taat pada slot yang sudah diajukan sebelumnya karena pergeseran slot itu akan berdampak kepada beban berikutnya,” kata Didiet.
“Misalkan ternyata tidak masuk ke slot-nya, masuk ke slot yang lain menambah beban sebelumnya yang tidak kita antisipasi. Bahkan bisa juga menyebabkan delay kalau memang jumlahnya menumpuk di satu tempat yang terlalu banyak,” sambungnya.
AirNav juga turut mewaspadai potensi gangguan cuaca ekstrem selama periode Nataru. Didiet menyebut pihak AirNav berkolaborasi dengan BMKG untuk mengantisipasi gangguan.
“Ya, di beberapa wilayah khusus gitu, kemarin di wilayah yang kaitan dengan weather phenomenon yang cukup ekstrem seperti di Surabaya kemarin, BMKG melakukan rekayasa cuaca, dengan melakukan penerbangan menebarkan garam dan sebagainya agar memecah konsentrasi awan sehingga turun hujan di daerah tentu yang tidak memperberat daerah-daerah yang memang sudah berdampak,” kata Didiet.
Lebih lanjut, Didiet menyebutkan jika pemantauan cuaca dilakukan secara real time melalui operation room untuk memberikan informasi terkini kepada pilot, termasuk arah angin dan kondisi cuaca di masing-masing wilayah.
“Yang kedua adalah memang prakiraan cuaca, jadi kalau kita lihat di lokasi operation room kita, itu kita juga memasang online secara real time, weather, sehingga para air traffic controller (ATC) kita juga ketika dimintai informasi oleh para pilot, kita juga siap untuk memberikan prakiraan arah angin dan sebagainya yang memudahkan pilot mengambil keputusan ketika masuk ke daerah masing-masing,” ucapnya.







