Viral 2 Anak Jadi Pemulung di Sentul, Kemensos Salurkan Bantuan ATENSI

Posted on

Sentra Terpadu Inten Soeweno (STIS) Kementerian Sosial menindaklanjuti video viral yang memperlihatkan dua anak memulung di Sentul, Kabupaten Bogor. Anak tersebut adalah Shakeil Rahadian Sya’bana (9) dan adiknya, Shakila Nur Faizah (4).

Mereka tampak memulung sepulang sekolah tanpa pengawasan orang tua. Kondisi ini pun mendapat perhatian dari Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), yang kemudian menginstruksikan tim STIS untuk melakukan asesmen dan intervensi kepada keluarga bersangkutan.

Tim STIS bersama Dinas Sosial Kabupaten Bogor, PKH, TKSK, kader, Karang Taruna, serta aparat kecamatan dan kelurahan, segera mendatangi rumah keluarga di sebuah kontrakan sederhana di Kelurahan Pakansari, Kecamatan Cibinong.

Dalam asesmen awal, Shakeil mengaku memulung atas kemauannya sendiri. Namun hasil penelusuran menunjukkan bahwa aktivitas memulung merupakan kebiasaan keluarga sebagai sumber penghasilan harian.

“Saya ingin sendiri. Saya suka, saya pengen,” ujar Shakeil dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/5/2025).

Keluarga Shakeil tergolong prasejahtera. Sang ayah bekerja serabutan sebagai pemulung dan buruh bangunan, sementara sang ibu baru saja melahirkan anak ketiga, Sulthan.

Berkat bantuan dari RW setempat, ayah Shakeil kini bekerja sebagai petugas keamanan di sebuah pusat kebugaran. Meski begitu, keluarga masih kesulitan memenuhi kebutuhan dasar dan membayar sewa kontrakan.

Sebagai bentuk intervensi awal, STIS memberikan bantuan ATENSI berupa sembako, nutrisi, vitamin, dan perlengkapan kebersihan diri. Kemudian, perlengkapan sekolah untuk Shakeil dan Shakila seperti tas, sepatu, alat tulis, dan buku.

STIS juga memberikan sepeda edukatif untuk Shakeil dan Shakila, serta nutrisi dan pakaian bayi untuk adik mereka, Sulthan. Selain bantuan material, STIS memfasilitasi pemenuhan dokumen kependudukan.

Sebelumnya, keluarga belum memiliki dokumen lengkap. Shakeil bahkan belum memiliki akta kelahiran meski telah berusia 9 tahun. Sang ibu pun masih terdaftar sebagai penduduk Jakarta Barat.

Berkat kerja sama dengan pihak kecamatan dan dinas terkait, kini keluarga telah memiliki dokumen kependudukan lengkap, termasuk akta kelahiran, kartu keluarga, dan Kartu Identitas Anak (KIA). Keluarga juga telah didaftarkan dalam pangkalan data penerima bansos untuk memastikan keberlanjutan bantuan.

“Kami bantu fasilitasi supaya Shakila dan adiknya yang masih bayi bisa punya akta. Sekarang data kependudukan mereka sudah lengkap sebagai warga di sini,” ujar pendamping PKH Kelurahan Pakansari, Ghina Pratiwi.

Sementara itu Kepala STIS, Romal Uli Jaya Sinaga, menyatakan Shakeil merupakan anak yang cerdas dan aktif. Saat ini ia duduk di kelas 2 SDN Cibinong 4, dan menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menggambar dan berhitung.

STIS merekomendasikan Shakeil untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Rakyat Kabupaten Bogor mulai tahun depan. Meski saat ini Sekolah Rakyat baru tersedia untuk tingkat SMP, Pemerintah Kabupaten Bogor berencana membuka jenjang SD dalam waktu dekat.

“Kami akan kawal proses pendidikannya, karena potensi anak ini luar biasa,” tegas Romal.

Ia juga menyampaikan pesan khusus dari Menteri Sosial agar Shakeil diprioritaskan masuk Sekolah Rakyat dan terus mendapatkan pendampingan. Dengan intervensi ini, diharapkan keluarga Shakeil dapat bangkit dan hidup lebih layak.

Simak juga Video: Kisah Relawan Kartu Kependudukan di Kampung Pemulung