5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

Posted on

Presiden (AS) menyatakan keyakinannya bahwa kesepakatan damai Gaza akan tercapai. Trump menyebut kelompok telah menyetujui hal-hal yang “sangat penting” seiring dimulainya perundingan dengan .

“Saya memiliki garis merah, jika ada hal-hal tertentu yang tidak terpenuhi, kita tidak akan melakukannya,” kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval Gedung Putih saat ditanya apakah dirinya memiliki prasyarat, termasuk persetujuan Hamas untuk melucuti senjata mereka.

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca infocom, hari ini, Selasa (7/10/2025):

– Pemerintah AS Shutdown, Bandara California Tak Punya Petugas ATC

Penutupan atau shutdown pemerintah (AS) yang terus berlanjut membuat sebuah bandara yang sibuk di tidak memiliki petugas Air Traffic Control (ATC). Dampak penutupan pemerintah AS semakin menyebar ke berbagai wilayah negara tersebut.

Bandara Hollywood Burbank, yang menghubungkan Los Angeles ke berbagai wilayah AS, seperti dilansir AFP, Selasa (7/10/2025), tidak memiliki staf yang berkualifikasi untuk bertugas di menara ATC selama sekitar enam jam pada Senin (6/10) malam waktu setempat.

Terkait hal tersebut, Gubernur California merilis pernyataan bernada menyindir Presiden AS via media sosial.

– Selamat dari Ledakan Pager, Pria di Lebanon Tewas Digempur Israel

Serangan udara yang menghantam wilayah pada Senin (6/10) waktu setempat, menewaskan sedikitnya dua orang. Salah satu korban tewas merupakan seorang pria yang selamat tapi kehilangan penglihatannya, akibat Israel yang menargetkan tahun lalu.

Militer Israel mengatakan serangan terbarunya di Lebanon itu menargetkan seorang anggota Hizbullah.

Israel terus melancarkan serangan-serangan terhadap Lebanon, yang biasanya diklaim menargetkan Hizbullah, meskipun gencatan senjata masih berlaku sejak November tahun lalu. Tel Aviv juga masih menempatkan pasukan militernya di sebanyak lima area di wilayah Lebanon bagian selatan yang dianggap strategis.

– Taiwan: Trump Layak Dapat Nobel Perdamaian Jika Bisa Setop Agresi China

Presiden mengatakan bahwa Presiden (AS) layak mendapatkan , jika dia mampu meyakinkan Presiden untuk menghentikan agresi militer Beijing terhadap Taiwan.

Pernyataan Lai itu, seperti dilansir Reuters, Selasa (7/10/2025), disampaikan dalam wawancara dengan acara radio dan podcast konservatif AS baru-baru ini.

AS merupakan pendukung internasional paling penting bagi Taiwan, meskipun kedua negara tidak memiliki hubungan resmi. Namun sejak Trump kembali menjabat awal tahun ini, dia belum mengumumkan penjualan senjata terbaru ke Taipei.

– 2 Tahun Perang Gaza, AS Kucurkan Bantuan Militer Rp 359 T ke Israel

(AS) di bawah pemerintahan mantan Presiden dan Presiden telah mengucurkan setidaknya US$ 21,7 miliar, atau setara Rp 359,3 triliun, dalam bentuk bantuan militer kepada sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memulai perang tanpa henti di Jalur Gaza.

Angka tersebut, seperti dilansir Associated Press, Selasa (7/10/2025), diungkapkan dalam studi akademis terbaru dari proyek Costs of War di Watson School of International and Public Affairs pada Universitas Brown yang dirilis pada Selasa (7/10), bertepatan dengan peringatan dua tahun dimulainya .

Laporan utama menyebutkan bahwa AS memberikan bantuan militer US$ 17,9 miliar (Rp 296,4 triliun) kepada Israel pada tahun pertama perang — ketika Biden masih menjabat — dan bantuan sebesar US$ 3,8 miliar (Rp 62,9 triliun) pada tahun kedua.

– Trump: Hamas Setujui Hal-hal Sangat Penting dalam Rencana Damai Gaza

Presiden (AS) menyatakan keyakinannya bahwa kesepakatan damai Gaza akan tercapai. Trump menyebut kelompok telah menyetujui hal-hal yang “sangat penting” seiring dimulainya perundingan dengan .

“Saya memiliki garis merah, jika ada hal-hal tertentu yang tidak terpenuhi, kita tidak akan melakukannya,” kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval Gedung Putih saat ditanya apakah dirinya memiliki prasyarat, termasuk persetujuan Hamas untuk melucuti senjata mereka.

“Tapi saya pikir kita melakukannya dengan sangat baik dan saya pikir Hamas telah menyetujui hal-hal yang sangat penting,” ujar Trump seperti dilansir AFP, Selasa (7/10/2025).

Pernyataan Lai itu, seperti dilansir Reuters, Selasa (7/10/2025), disampaikan dalam wawancara dengan acara radio dan podcast konservatif AS baru-baru ini.

AS merupakan pendukung internasional paling penting bagi Taiwan, meskipun kedua negara tidak memiliki hubungan resmi. Namun sejak Trump kembali menjabat awal tahun ini, dia belum mengumumkan penjualan senjata terbaru ke Taipei.

– 2 Tahun Perang Gaza, AS Kucurkan Bantuan Militer Rp 359 T ke Israel

(AS) di bawah pemerintahan mantan Presiden dan Presiden telah mengucurkan setidaknya US$ 21,7 miliar, atau setara Rp 359,3 triliun, dalam bentuk bantuan militer kepada sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memulai perang tanpa henti di Jalur Gaza.

Angka tersebut, seperti dilansir Associated Press, Selasa (7/10/2025), diungkapkan dalam studi akademis terbaru dari proyek Costs of War di Watson School of International and Public Affairs pada Universitas Brown yang dirilis pada Selasa (7/10), bertepatan dengan peringatan dua tahun dimulainya .

Laporan utama menyebutkan bahwa AS memberikan bantuan militer US$ 17,9 miliar (Rp 296,4 triliun) kepada Israel pada tahun pertama perang — ketika Biden masih menjabat — dan bantuan sebesar US$ 3,8 miliar (Rp 62,9 triliun) pada tahun kedua.

– Trump: Hamas Setujui Hal-hal Sangat Penting dalam Rencana Damai Gaza

Presiden (AS) menyatakan keyakinannya bahwa kesepakatan damai Gaza akan tercapai. Trump menyebut kelompok telah menyetujui hal-hal yang “sangat penting” seiring dimulainya perundingan dengan .

“Saya memiliki garis merah, jika ada hal-hal tertentu yang tidak terpenuhi, kita tidak akan melakukannya,” kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval Gedung Putih saat ditanya apakah dirinya memiliki prasyarat, termasuk persetujuan Hamas untuk melucuti senjata mereka.

“Tapi saya pikir kita melakukannya dengan sangat baik dan saya pikir Hamas telah menyetujui hal-hal yang sangat penting,” ujar Trump seperti dilansir AFP, Selasa (7/10/2025).