Di Jambore Muhammadiyah-Aisyiyah, Direktur Sido Muncul Bicara soal Krisis Air

Posted on

Isu air menjadi konsen bagi Direktur PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) Dr. (H.C.) Irwan Hidayat. Menurutnya air adalah sumber kehidupan dan akan menjadi masalah besar jika krisis air terjadi.

Sebagai pembicara di Seminar Nasional Jambore Muhammadiyah-Aisyiyah ke- Tahun 2025 di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, dia menilai energi seperti minyak bisa digantikan, namun tidak untuk air.

“Tahun 2016 saya berpikir tentang sesuatu, negeri ini yang paling dibutuhkan adalah air. Minyak boleh habis, apa saja boleh habis, air tidak boleh habis. Negeri ini negeri sumber air, tapi kenyataan yang saya lihat banyak sekali masyarakat yang tidak kebagian air bersih,” kata Irwan Hidayat, saat mengisi seminar di Wonderpark Tawangmangu, Jumat (27/6/2025).

Dalam kesempatan itu, dia mengajak Muhammadiyah, Aisyiyah, masyarakat, hingga pemerintah untuk mulai fokus menyelamatkan sumber air. Sebab, danau mulai terkikis bahkan tercemar.

Dia mencontohkan seperti Danau Rawa Pening, yang dulu luas airnya sekira 2700 hektar, saat ini tinggal 800 hektar karena sisanya tertutup eceng gondok. Pada tahun 1998 kedalamannya 15 meter, saat ini tinggal 3-4 meter.

Mengatasi hal itu, Irwan sempat melakukan Research and Development (RnD) pada tahun 2016, untuk menangani masalah eceng gondok. Sebab, jika hanya dibuat kerajinan, akarnya masih bisa menumbuhkan tanaman lagi.

Akhirnya muncul ide untuk mengubah eceng gondok menjadi energi terbarukan berupa produk bahan padatan atau briket yang berbentuk Wood pellet untuk digunakan sebagai energi baru pengganti minyak dan gas.

Direktur PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) Dr. (H.C.) Irwan Hidayat secara simbolis menyerahkan bantuan kepada Muhammadiyah dan Aisyiyah, masing-masing mendapatkan Rp 100 juta. Turut hadir dalam penyerahan bantuan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas).

“Saya buat RnD, saya ambil hingga akar-akarnya, nanti jadi wood pellet. Itu saya tes kalorinya 4300, harga pasarnya Rp 1600. Pemerintah ambilin eceng gondok, dibuat Wood pellet, saya dan teman-teman saya pengusaha di sekitar situ jadi offtaker. Kita beli Rp 2600 juga boleh, karena kalorinya sama dengan gas jadi masih untung. Gas Rp 11-12 ribu. Kalau diambil seperti itu, 8-9 bulan eceng gondok ilang,” jelasnya.

Dengan danau yang bersih, efek ganda akan muncul. Kawasan tersebut akan memiliki daya tarik sehingga jadi tempat wisata, membuka lapangan kerja, dan menambah pendapatan pemerintah maupun masyarakat.

Selain itu, dengan adanya lowongan pekerjaan, tanah di daerah dataran tinggi tidak lagi diolah menjadi perkebunan atau pohonnya ditebang. Sehingga akan mengurangi sedimentasi pada danau. Dalam kesempatan itu, Sido Muncul juga memberikan bantuan kepada Muhammadiyah dan Aisyiyah, masing-masing Rp 100 juta.

Ditemui terpisah, Ketua Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Pusat Aisyiyah, Rahmawati Husain sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Irwan. Sebab dalam penanggulangan bencana, pencegahan itu penting.

“Yang disampaikan pak Irwan berkaitan dengan lingkungan yang rusak, sehingga air tidak ada, dan menjadi bencana. Jadi kita menyambut baik apa yang sudah disampaikan pak Irwan, dan kita siap bekerjasama. Jadi kita mendukung ide-ide dan gagasan untuk penyelamatan lingkungan,” kata Rahmawati.

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *