Dugaan Ulah ‘Pak Ogah’ di Balik Sabotase Lampu Lalin di Cawang

Posted on

Lampu lalu lintas (lalin) di persimpangan Cawang, Jakarta Timur (Jaktim) padam sehingga membuat lalu lintas tak beraturan. Diduga itu padam karena disabotase.

Dugaan sabotase ini mencuat saat petugas Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mengecek tempat kejadian perkara (TKP). Video petugas menemukan lampu lalin mati itu viral di media sosial (medsos).

Lampu lalin di persimpangan Cawang tersebut diduga sering dimatikan sehingga menimbulkan macet. Muncul dugaan lampu lalin itu sengaja dimatikan pengatur lalu lintas informal yang biasa disebut Pak Ogah.

Sabotase diduga sengaja dilakukan agar Pak Ogah berpeluang mengatur kendaraan dan mendapat imbalan dari pengguna jalan. Saat petugas Dishub mendatangi TKP, Pak Ogah pun spontan menghilang.

Lampu lalin itu diduga dimatikan dengan menurunkan saklar miniature circuit breaker (MCB) pada boks kontrol. Pelaku diduga dimatikan lewat lubang kabel di bawah boks Kwh meter.

Sejurus kemudian, petugas Dishub kembali menyalakan lampu lalin. Dalam video, terlihat lampu lalin pun kembali berpendar menyala.

Gubernur DKI Jakarta menanggapi soal dugaan sabotase lampu lalu lintas di kawasan Cawang. Dia menegaskan Pemprov DKI tidak akan tinggal diam jika terbukti ada oknum yang sengaja mengacaukan ketertiban lalu lintas.

Pramono menilai tindakan sabotase seperti itu tidak bisa ditoleransi karena merugikan masyarakat dan mengganggu kelancaran lalu lintas di Ibu Kota.

“Kalau ada sabotase dan bisa kita tangkap, bisa kita buktikan, saya akan perkarakan itu,” kata Pramono di Pasar Santa, Jakarta Selatan, Selasa (22/7).

Ia menegaskan Pemprov DKI bersama aparat penegak hukum siap mengambil langkah tegas untuk menjaga ketertiban umum.

“Bagi siapapun yang melanggar ketertiban umum secara sengaja di Jakarta, pasti Pemerintah Jakarta akan mengambil sikap,” tegasnya.

Suku Dinas Perhubungan (Sudinhub) Jaktim mengatakan ada faktor teknis dan nonteknis di balik padamnya traffic light (TL). Padamnya lampu lalin itu diduga disengaja oleh pengatur lalin informal yang biasa disebut Pak Ogah.

Diduga lampu lalin itu dimatikan pak ogah dengan tujuan membuat pengendara kebingungan sehingga mengikuti instruksi dari pak ogah tersebut. Renny menyebut, insiden padamnya lampu lalu lintas itu sudah beberapa kali terjadi dan kerap disebabkan oleh gangguan non-teknis.

“Lampu TL di Cawang itu memang kadang mati. Penyebabnya bisa teknis, seperti gangguan kabel, atau non-teknis seperti Miniature Circuit Breaker (MCB)-nya dimatikan, kabel dipotong, bahkan dicuri. Nah, itu yang sering kejadian di lapangan,” jelas Kepala Sudinhub Jaktim, Renny Dwi Astuti, dilansir Antara, Rabu (23/7).

Menurutnya, dalam beberapa kasus, oknum yang dikenal sebagai Pak Ogah sengaja mematikan lampu lalu lintas untuk bisa mengatur kendaraan secara manual di simpang jalan demi bisa mendapat uang dari para pengendara. Hal tersebut berbeda dengan pengamen yang mencari uang saat lampu merah menyala.

“Kalau Pak Ogah maunya lampu TL mati, supaya dia bisa atur lalu lintas dan dapat uang. Tapi kalau pengamen beda, mereka justru pengennya lampu TL hidup karena saat lampu merah menyala mereka bisa ngamen,” ucap Renny.

Saat ini, lampu lalu lintas di kawasan tersebut sudah menyala normal. Pak Ogah yang diduga mematikan lampu merah tak terlihat, dan lalu lintas berjalan sesuai sinyal lampu.

Dishub Jakarta memutuskan memodifikasi boks kontrol lampu lalin untuk mencegah kasus sabotase terulang. Kotak kontrol lampu lalin di sejumlah titik di Jaktim pun ditambah di sejumlah titik di Jaktim oleh Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lampu Lalu Lintas (UP SPLL) Dishub Jakarta.

Boks kontrol lampu lalin dimodidikasi dengan dipasangnya pelindung tambahan berupa kerangkeng, gembok, dan meninggikan posisi kotak kontrol agar tidak mudah dijangkau.

“Boks kontrol itu sekarang mulai dimodifikasi, ditinggikan, digembok, bahkan dibuatkan pelindung seperti kerangkeng agar tidak mudah dirusak atau dicuri,” kata Renny.

Menurutnya, langkah ini dilakukan untuk mencegah terulangnya aksi perusakan dan pencurian komponen oleh pihak tidak bertanggung jawab. Dia mengatakan selama ini banyak kasus lampu lalu lintas mati bukan karena gangguan teknis, melainkan karena sabotase.

Beberapa di antaranya berupa pemadaman miniature circuit breaker (MCB), pencurian kabel, hingga hilangnya tutup boks dan komponen di dalamnya. Untuk kasus di Cawang, lampu lalin diduga disabotase pengatur lalu lintas informal yang biasa disebut Pak Ogah.

“Komponen seperti MCB, kabel, boks meteran listrik (KWH), hingga kerangkengnya sering jadi sasaran pencurian. Ada yang sengaja dimatikan agar lampu mati, lalu lalu lintas diatur secara manual, seperti oleh oknum Pak Ogah,” ujar Renny.

Selain itu, UP SPLL Dishub Jakarta juga memiliki ruang kontrol untuk memantau kondisi lampu lalu lintas di seluruh simpang secara nyata (real time). Petugas akan turun ke lapangan untuk mengecek penyebab dan melakukan perbaikan jika terjadi gangguan.

“Semua simpang termonitor. Kalau ada lampu yang mati, kami bisa tahu langsung dan tindak lanjuti. Tapi yang sering ditemukan justru masalah non-teknis, seperti sabotase,” ucap Renny.

Dishub juga menggencarkan koordinasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan pihak kepolisian untuk menindak pelaku pencurian maupun perusakan fasilitas lalu lintas. Salah satu kasus yang berhasil ditangani yakni polisi menangkap pelaku pencurian kabel pada Jumat (18/7) lalu.

Dishub mengimbau masyarakat untuk aktif melaporkan jika melihat tindakan mencurigakan di sekitar fasilitas lampu lalu lintas.

Pramono Akan Tindak Pelaku Sabotase

Dugaan Pak Ogah Sabotase Lampu Lalin

Boks Kontrol Lampu Lalin Dimodifikasi

Dishub Pantau Real Time Lampu Lalin


Gubernur DKI Jakarta menanggapi soal dugaan sabotase lampu lalu lintas di kawasan Cawang. Dia menegaskan Pemprov DKI tidak akan tinggal diam jika terbukti ada oknum yang sengaja mengacaukan ketertiban lalu lintas.

Pramono menilai tindakan sabotase seperti itu tidak bisa ditoleransi karena merugikan masyarakat dan mengganggu kelancaran lalu lintas di Ibu Kota.

“Kalau ada sabotase dan bisa kita tangkap, bisa kita buktikan, saya akan perkarakan itu,” kata Pramono di Pasar Santa, Jakarta Selatan, Selasa (22/7).

Ia menegaskan Pemprov DKI bersama aparat penegak hukum siap mengambil langkah tegas untuk menjaga ketertiban umum.

“Bagi siapapun yang melanggar ketertiban umum secara sengaja di Jakarta, pasti Pemerintah Jakarta akan mengambil sikap,” tegasnya.

Suku Dinas Perhubungan (Sudinhub) Jaktim mengatakan ada faktor teknis dan nonteknis di balik padamnya traffic light (TL). Padamnya lampu lalin itu diduga disengaja oleh pengatur lalin informal yang biasa disebut Pak Ogah.

Diduga lampu lalin itu dimatikan pak ogah dengan tujuan membuat pengendara kebingungan sehingga mengikuti instruksi dari pak ogah tersebut. Renny menyebut, insiden padamnya lampu lalu lintas itu sudah beberapa kali terjadi dan kerap disebabkan oleh gangguan non-teknis.

“Lampu TL di Cawang itu memang kadang mati. Penyebabnya bisa teknis, seperti gangguan kabel, atau non-teknis seperti Miniature Circuit Breaker (MCB)-nya dimatikan, kabel dipotong, bahkan dicuri. Nah, itu yang sering kejadian di lapangan,” jelas Kepala Sudinhub Jaktim, Renny Dwi Astuti, dilansir Antara, Rabu (23/7).

Pramono Akan Tindak Pelaku Sabotase

Dugaan Pak Ogah Sabotase Lampu Lalin

Menurutnya, dalam beberapa kasus, oknum yang dikenal sebagai Pak Ogah sengaja mematikan lampu lalu lintas untuk bisa mengatur kendaraan secara manual di simpang jalan demi bisa mendapat uang dari para pengendara. Hal tersebut berbeda dengan pengamen yang mencari uang saat lampu merah menyala.

“Kalau Pak Ogah maunya lampu TL mati, supaya dia bisa atur lalu lintas dan dapat uang. Tapi kalau pengamen beda, mereka justru pengennya lampu TL hidup karena saat lampu merah menyala mereka bisa ngamen,” ucap Renny.

Saat ini, lampu lalu lintas di kawasan tersebut sudah menyala normal. Pak Ogah yang diduga mematikan lampu merah tak terlihat, dan lalu lintas berjalan sesuai sinyal lampu.

Dishub Jakarta memutuskan memodifikasi boks kontrol lampu lalin untuk mencegah kasus sabotase terulang. Kotak kontrol lampu lalin di sejumlah titik di Jaktim pun ditambah di sejumlah titik di Jaktim oleh Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lampu Lalu Lintas (UP SPLL) Dishub Jakarta.

Boks kontrol lampu lalin dimodidikasi dengan dipasangnya pelindung tambahan berupa kerangkeng, gembok, dan meninggikan posisi kotak kontrol agar tidak mudah dijangkau.

“Boks kontrol itu sekarang mulai dimodifikasi, ditinggikan, digembok, bahkan dibuatkan pelindung seperti kerangkeng agar tidak mudah dirusak atau dicuri,” kata Renny.

Boks Kontrol Lampu Lalin Dimodifikasi

Menurutnya, langkah ini dilakukan untuk mencegah terulangnya aksi perusakan dan pencurian komponen oleh pihak tidak bertanggung jawab. Dia mengatakan selama ini banyak kasus lampu lalu lintas mati bukan karena gangguan teknis, melainkan karena sabotase.

Beberapa di antaranya berupa pemadaman miniature circuit breaker (MCB), pencurian kabel, hingga hilangnya tutup boks dan komponen di dalamnya. Untuk kasus di Cawang, lampu lalin diduga disabotase pengatur lalu lintas informal yang biasa disebut Pak Ogah.

“Komponen seperti MCB, kabel, boks meteran listrik (KWH), hingga kerangkengnya sering jadi sasaran pencurian. Ada yang sengaja dimatikan agar lampu mati, lalu lalu lintas diatur secara manual, seperti oleh oknum Pak Ogah,” ujar Renny.

Selain itu, UP SPLL Dishub Jakarta juga memiliki ruang kontrol untuk memantau kondisi lampu lalu lintas di seluruh simpang secara nyata (real time). Petugas akan turun ke lapangan untuk mengecek penyebab dan melakukan perbaikan jika terjadi gangguan.

Dishub Pantau Real Time Lampu Lalin

“Semua simpang termonitor. Kalau ada lampu yang mati, kami bisa tahu langsung dan tindak lanjuti. Tapi yang sering ditemukan justru masalah non-teknis, seperti sabotase,” ucap Renny.

Dishub juga menggencarkan koordinasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan pihak kepolisian untuk menindak pelaku pencurian maupun perusakan fasilitas lalu lintas. Salah satu kasus yang berhasil ditangani yakni polisi menangkap pelaku pencurian kabel pada Jumat (18/7) lalu.

Dishub mengimbau masyarakat untuk aktif melaporkan jika melihat tindakan mencurigakan di sekitar fasilitas lampu lalu lintas.