Polisi mengumumkan hasil tes DNA terhadap dua kerangka yang ditemukan dalam gedung di Kwitang, Jakarta Pusat, yang terbakar pada akhir Agustus lalu. Polisi mengatakan dua kerangka itu identik dengan DNA dari dua keluarga orang yang hilang usai kericuhan akhir Agustus.
Karo Labdokkes Polri, Brigjen Sumy Hastry Purwanti mengatakan kerangka itu diterima dalam dua kantong jenazah. Yakni, kantong jenazah 0080 dan 0081.
Pemeriksaan kemudian dilakukan terhadap gigi dan sampel DNA. Hasilnya, kerangka itu identik dengan sampel keluarga dari dua orang yang hilang, yakni M Farhan Hamid dan Reno Syahputeradewo.
“Nomor posmortem 0080 cocok dengan antemortem 002 sehingga teridentifikasi sebagai Reno Syahputeradewo anak biologis dari Bapak Muhammad Yasin,” kata Karo Labdokkes Polri, Brigjen Sumy Hastry Purwanti dalam konferensi pers di RS Polri, Jakarta Timur, Jumat (7/11/2025).
“Nomor posmortem 0081 cocok dengan antemortem 001 sehingga teridentifikasi sebagai Muhammad Farhan Hamid anak biologis dari Bapak Hamidi,” sambungnya.
Sebelumnya, polisi menyelidiki temuan dua kerangka manusia di gedung ACC, Kwitang, Jakarta Pusat. Gedung itu terbakar pada 29 Agustus dan dua kerangka baru ditemukan pada Kamis (30/10). Polisi mengambil sampel DNA dari keluarga dua orang yang dilaporkan hilang sejak 29 Agustus lalu.
“Sudah ada, keluarga dari yang dilaporkan hilang oleh KontraS sudah ambil data DNA pembanding di RS Kramat Jati dan Labfor Polri,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Roby Saputra saat dikonfirmasi, Minggu (2/11).
Roby mengatakan pengambilan data DNA tersebut berlangsung pada Kamis (30/10) dan Jumat (31/10). Kedua orang yang dilaporkan hilang oleh KontraS dan belum ditemukan itu ialah M Farhan Hamid dan Reno Syahputeradewo.
KontraS pernah menyampaikan kalau dua orang itu terakhir kali terlihat di Kwitang yang menjadi salah satu titik kerusuhan pada 29 Agustus lalu.
Simak juga Video: Kemenkes Pastikan Keamanan Data Tes DNA Warga +62
