Kasus Covid-19 di DKI Jakarta kembali menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa pekan terakhir. Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat lonjakan kasus Covid-19 sejak Januari-Mei 2025 mencapai 38 kasus positif, dengan puncak tertinggi terjadi pada Februari 2025.
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth menyampaikan prihatin atas lonjakan kasus Covid-19 yang kembali terjadi di wilayah DKI Jakarta dalam beberapa pekan terakhir. Menurutnya, lonjakan ini menjadi sinyal peringatan serius, bahwa pandemi belum sepenuhnya usai.
“Saya tegaskan, jangan sekali-kali menganggap enteng lonjakan ini. Pandemi belum selesai. Meskipun sebagian besar warga sudah divaksin, kenyataannya virus ini masih bermutasi dan menyebar. Jika kita abai, konsekuensinya bisa sangat serius, tidak hanya bagi kesehatan, tetapi bisa berdampak juga bagi ekonomi dan stabilitas sosial di Jakarta,” kata Kenneth dalam keterangannya, Kamis (5/6/2025).
Atas dasar itu, pria yang akrab disapa Bang Kent itu, meminta kepada Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta untuk segera mengambil langkah antisipatif, termasuk peningkatan kapasitas testing dan tracing, serta penyediaan tempat isolasi terpadu. Lalu, mengaktifkan kembali pengawasan protokol kesehatan di tempat umum dan fasilitas publik.
“Dinas Kesehatan harus segera mengambil langkah antisipatif, dan mendorong percepatan vaksinasi booster, terutama bagi kelompok lansia, komorbid, dan tenaga kerja sektor pelayanan. Lalu membuka kembali kanal komunikasi publik, agar Masyarakat bisa memperoleh informasi yang cepat, jelas, dan terpercaya soal perkembangan Covid-19,” beber Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta itu.
Kent pun meminta kepada Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta untuk kembali mengaktifkan posko Covid-19 di tingkat kelurahan untuk memantau penyebaran dan mendukung sistem pelaporan kasus secara cepat. Serta meningkatkan kapasitas dan kesiapan rumah sakit, termasuk tenaga kesehatan, fasilitas isolasi, serta ketersediaan obat-obatan dan oksigen medis.
“Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga harus melakukan edukasi masyarakat secara masif kembali melalui media sosial, media cetak, dan digital tentang pentingnya protokol kesehatan dan vaksinasi. Kita tidak boleh lengah. Keselamatan dan kesehatan Masyarakat Jakarta adalah prioritas yang paling utama,” tutur Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) DPD PDI Perjuangan Jakarta itu.
Kent pun kembali mengimbau kepada seluruh Masyarakat Jakarta untuk tetap tenang namun waspada, dengan menjaga kedisiplinan menerapkan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas yang tidak penting.
“Jangan anggap enteng virus Covid-19 ini. Meski gejalanya mungkin ringan, virus ini masih bisa menimbulkan risiko serius, terutama bagi lansia dan penderita komorbid. Tetap disiplin pakai masker jika merasa tubuh tidak sehat, rajin cuci tangan, dan jaga jarak. Segera vaksin atau booster jika belum, ini adalah perlindungan terbaik untuk diri dan orang sekitar. Jika merasa tidak enak badan, segera periksa diri ke dokter dan segera beristirahat di rumah. Jangan memaksakan diri untuk beraktivitas di luar rumah,” imbau Ketua IKAL (Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI) PPRA Angkatan LXII itu.
Sebagai wakil rakyat, sambung Kent, DPRD DKI Jakarta akan terus mengawasi secara ketat pelaksanaan anggaran penanganan Covid-19 agar tepat sasaran dan transparan. Dalam penanganan pandemi ini, semua pihak mempunyai tanggung jawab moral untuk saling melindungi.
“Dengan kerja sama antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat, Jakarta bisa melewati tantangan ini dengan lebih kuat dan lebih siap. Mari kita tangani situasi ini bersama, jangan tunggu kondisi memburuk baru kita bertindak.
Jakarta bisa pulih lebih cepat jika kita semuanya bersatu dan peduli,” pungkasnya.
Perlu diketahui sebelumnya, Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat lonjakan Covid-19 sejak Januari-Mei 2025 mencapai 38 kasus positif dengan puncak tertinggi terjadi pada Februari 2025. Sebagai bentuk kewaspadaan, Dinkes DKI melakukan monitoring perkembangan dari Covid-19 di Jakarta.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes DKI Jakarta, Ovi Norfiana mengatakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan SE kewaspadaan menyikapi meningkatnya kembali kasus Covid-19 di beberapa negara seperti Singapura, Thailand, dan Hong Kong.
Berdasarkan data yang terhimpun dari berbagai laboratorium pemeriksa spesimen Covid-19 sejak 1 Januari – 31 Mei 2025, tercatat sebanyak 38 kasus positif Covid-19, dengan puncak kasus terjadi pada bulan Januari sebanyak 25 kasus lalu Februari 2 kasus, Maret 1 kasus, April 4 kasus, dan Mei 6 kasus.
“Tidak ada kematian yang dilaporkan akibat Covid-19 selama periode tersebut. Tidak ditemukan adanya tren peningkatan signifikan kasus positif Covid-19 di Jakarta,” kata Ovi dalam keterangannya, Rabu 4 Juni 2026.
Saat ini, Dinkes DKI telah menyiapkan sejumlah langkah antisipatif terhadap perkembangan Covid-19 di Jakarta. Pertama, memperkuat sistem surveilans dan pelaporan kasus di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan, baik di puskesmas maupun rumah sakit.
Tonton juga “Menkes soal Kasus Covid-19 Naik: Varian Relatif Tak Mematikan” di sini: