Massa Demo di Kedubes AS Desak Aktivis Global Sumud Flotilla Dibebaskan

Posted on

Para aktivis menggelar aksi solidaritas untuk Palestina di depan (AS). Aksi itu digelar untuk menuntut pembebasan para aktivis (GSF), misi kemanusiaan internasional yang dicegat Angkatan Laut Israel di perairan internasional.

Aksi solidaritas itu dilakukan untuk mengawal misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla yang belakangan ini mengalami pembajakan dan penculikan terhadap peserta aksi. Koordinator lapangan dari Kawal Global Sumud Flotilla, Ridwan, menyatakan tuntutan utama massa adalah agar pemerintah Indonesia mendesak Amerika Serikat menghentikan aksi kekerasan di Gaza.

“Aksi hari ini untuk mengawal Global Sumud Flotilla. Para aktivis itu diculik karena ingin menyuarakan kejahatan Zionis Israel di Gaza. Kita berharap peristiwa ini menggerakkan masyarakat dunia dan pemerintah agar menghentikan kejahatan tersebut,” kata Ridwan di depan Kedubes AS, Jakarta Pusat, Jumat (3/10/2025).

“Tuntutan kami jelas, negara-negara yang menjadi sekutu Israel harus ikut bertanggung jawab. Karena kita tidak punya perwakilan Israel di sini, yang paling dekat adalah Kedubes Amerika Serikat,” lanjutnya.

Ridwan mengatakan upaya koordinasi telah dilakukan sejak awal keberangkatan delegasi Indonesia yang ingin bergabung dengan Flotilla. Ia menuturkan delegasi telah berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri dan perwakilan Indonesia di Tunisia saat rencana pelayaran masih dalam tahap persiapan.

“Kami sudah koordinasi dengan Kemenlu dan Kedutaan Besar RI di Tunisia. Pemerintah mengakomodir beberapa usaha kami di sana,” ungkapnya.

Selain mendesak Amerika Serikat, pihaknya meminta pemerintah Indonesia mengambil peran lebih nyata untuk menembus blokade ke Gaza. Ridwan menekankan bahwa menurut pemahaman mereka, blokade terhadap Gaza adalah ilegal menurut hukum internasional sehingga diperlukan dukungan negara untuk mengakhiri blokade tersebut.

“Kami berharap pemerintah dapat mendukung pelayaran yang lebih siap dari Indonesia menuju Gaza, mulai dari dukungan pelabuhan hingga pengawalan misi. Rakyat sipil sudah bergerak, kini saatnya pemerintah turut ambil bagian,” ujarnya.

Sementara itu, pantauan infocom di depan kantor Kedubes Amerika Serikat di Jakarta Pusat pada pukul 17.10 WIB, massa aksi mulai membubarkan diri. Sebelumnya, mereka juga sempat melantunkan doa bersama.

Massa aksi juga tampak mengenakan pakaian serba hitam dan putih, dengan syal keffiyeh Palestina melingkar di leher atau menutupi kepala.

Di lokasi juga tampak bendera Palestina berukuran besar dikibarkan tinggi-tinggi. Yel-yel ‘Free Palestine!’ dan ‘Allahu Akbar!’ bergema bergantian dengan orasi yang disampaikan dari atas mobil komando.

Diketahui, aksi ini digelar menyusul insiden pembajakan dan penculikan terhadap beberapa aktivis Flotilla internasional yang mendapat sorotan global.

Selain mendesak Amerika Serikat, pihaknya meminta pemerintah Indonesia mengambil peran lebih nyata untuk menembus blokade ke Gaza. Ridwan menekankan bahwa menurut pemahaman mereka, blokade terhadap Gaza adalah ilegal menurut hukum internasional sehingga diperlukan dukungan negara untuk mengakhiri blokade tersebut.

“Kami berharap pemerintah dapat mendukung pelayaran yang lebih siap dari Indonesia menuju Gaza, mulai dari dukungan pelabuhan hingga pengawalan misi. Rakyat sipil sudah bergerak, kini saatnya pemerintah turut ambil bagian,” ujarnya.

Sementara itu, pantauan infocom di depan kantor Kedubes Amerika Serikat di Jakarta Pusat pada pukul 17.10 WIB, massa aksi mulai membubarkan diri. Sebelumnya, mereka juga sempat melantunkan doa bersama.

Massa aksi juga tampak mengenakan pakaian serba hitam dan putih, dengan syal keffiyeh Palestina melingkar di leher atau menutupi kepala.

Di lokasi juga tampak bendera Palestina berukuran besar dikibarkan tinggi-tinggi. Yel-yel ‘Free Palestine!’ dan ‘Allahu Akbar!’ bergema bergantian dengan orasi yang disampaikan dari atas mobil komando.

Diketahui, aksi ini digelar menyusul insiden pembajakan dan penculikan terhadap beberapa aktivis Flotilla internasional yang mendapat sorotan global.