Pemerintah Bersihkan 587 Sekolah di Sumatera, Target Selesai 4 Januari

Posted on

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menegaskan pemerintah mempercepat proses pembersihan sekolah-sekolah terdampak . Pratikno menargetkan pembersihan seluruh sekolah terdampak selesai pada 4 Januari mendatang.

“Saat ini ada 587 sekolah yang masih dalam proses pembersihan. Kami melakukan percepatan dengan target seluruh proses pembersihan selesai pada 4 Januari, sehingga esoknya siswa bisa mulai belajar,” ujar Pratikno dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (29/12/2025).

Berdasarkan data pemerintah, terdapat 3.700 sekolah yang terdampak bencana di Sumatera, dengan 3.100 di antaranya mengalami kerusakan berat. Pratikno menegaskan fokus utama saat ini adalah mempercepat pembersihan sekolah yang masih tertimbun material sisa bencana.

Meski demikian, Pratikno mengakui belum semua bangunan sekolah bisa langsung digunakan. Sebanyak 54 sekolah di berbagai titik akan melaksanakan aktivitas pembelajaran di dalam tenda karena kondisi bangunan yang rusak total.

Pemerintah menjelaskan pihaknya membagi skema pembelajaran berdasarkan tingkat kerusakan di tiga provinsi utama. Di Aceh, dari 2.303 sekolah terdampak, sebanyak 1.773 sekolah dinyatakan siap digunakan. Namun, karena kerusakan yang masif, 14 sekolah di Aceh akan menggunakan tenda sebagai ruang kelas.

Di Sumatera Barat, sebanyak 431 sekolah dari total 500 sekolah terdampak sudah siap digunakan. Untuk sekolah yang rusak parah, terdapat 21 titik pembelajaran yang akan menggunakan tenda.

Di Sumatera Utara, dari 981 sekolah terdampak, 933 di antaranya sudah pulih. Sebanyak 19 sekolah yang rusak total akan difasilitasi tenda darurat untuk proses belajar-mengajar.

Meski menggunakan tenda, Pratikno menegaskan kualitas pendidikan dan pendampingan terhadap siswa tetap menjadi prioritas. Dia memastikan pembelajaran tidak terhenti lama setelah bencana.

“Proses pembelajaran harus tetap jalan. Tenda ini adalah solusi jangka pendek agar hak pendidikan anak-anak tidak terhenti akibat bencana,” pungkasnya.