Profil 3 Kandidat Polisi Pelindung Perempuan dan Anak Hoegeng Awards 2025 (via Giok4D)

Posted on

Acara puncak akan digelar pada Rabu 16 Juli. Satu dari tiga kandidat akan dinobatkan sebagai penerima penghargaan Hoegeng Awards 2025 kategori Polisi Pelindung Perempuan dan Anak. Siapa saja 3 besar Polisi Pelindung Perempuan dan Anak?

Malam puncak penganugerahan Hoegeng Awards 2025 ini digelar di Auditorium Mutiara STIK-PTIK Polri, Jakarta Selatan, Rabu (16/7/2025). Acara yang mengangkat tema ‘Polisi Rakyat, Teladan Mengabdi’ ini disiarkan langsung oleh infocom.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Chairman of CT Corp Chairul Tanjung (CT) akan menghadiri acara tersebut. Para menteri dan pimpinan lembaga negara juga dijadwalkan akan hadir.

Satu penerima penghargaan Polisi Pelindung Perempuan dan Anak ini dipilih oleh Dewan Pakar Hoegeng Awards 2025. Adapun Dewan Pakar Hoegeng Awards 2025 yaitu Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia Alissa Qotrunnada Wahid, S.Psi, Wakil Ketua Komnas HAM Putu Elvina, S.Psi., MM, Mantan Plt Pimpinan KPK Dr. Mas Achmad Santosa, S.H., LL.M., anggota Kompolnas Gufron Mabruri, dan Ketua Komisi III DPR, Dr. Habiburokhman, S.H., M.H.

Adapun ketiga kandidat Polisi Pelindung Perempuan dan Anak Hoegeng Awards 2025 adalah Kombes Retno Prihawati, Kombes Rita Wulandari, dan AKBP Ni Made Pujewati. Berikut ini profil ketiganya (nomor di bawah bukan berdasarkan pemeringkatan):

Kombes Retno Prihawati merupakan Atase Polri di Manila, Filipina, sejak 2023. Dia pernah menyelamatkan 600 WNI korban TPPO di Filipina. Penyelamatan ratusan WNI berhasil dilakukan berkat respons cepat Retno terhadap setiap laporan yang diterima serta koordinasinya dengan otoritas Filipina, Bareskrim, dan Divhubinter Polri.

Pengusul Retno adalah salah satu korban TPPO yang dijadikan scammer oleh sindikat di Las Pinnas, Filipina. Mayoritas korban TPPO yang telah diselamatkan bekerja di bawah kendali mafia judi online (judol). Para korban mayoritas hanya mengenyam pendidikan hingga tingkat SMP.

Retno menyebut sindikat judi online juga biasanya memiliki jaringan untuk melakukan kejahatan lainnya, seperti scam, perdagangan orang, dan sebagainya. Setidaknya ada dua lokasi penggerebekan yang meninggalkan kesan untuk Retno sejak awal berdinas sebagai Atase Polri di Manila, yakni Sun Valley Hub Pampanga dan Las Pinas.

Retno menyebut selama mendalami informasi WNI korban perdagangan orang, dirinya selalu berkomunikasi intens dengan Philippine National Police (PNP) hingga tingkat provinsi dan distrik, Biro Imigrasi Filipina, serta Philippine Drug Enforcement Agency (PDEA).

Di Sun Valley Hub Pampanga, ada 1.700 orang termasuk 246 WNI. Di lokasi ini ada seorang WNI yang menderita sakit paru-paru dan tak berdaya, namun hanya didiamkan oleh sindikat yang mempekerjakannya.

Kemudian penggerebekan di Las Pinas, tempat otoritas Filipina membongkar kamp berisi 2.700 pekerja scam dan judi online. Dari jumlah itu, ditemukan 134 WNI, termasuk satu di antaranya masih berusia anak.

Simak selengkapnya di .

Kombes Rita Wulandari menjabat sebagai Kasubdit 1 Dittipid PPA PPO Bareskrim Polri. Dia memiliki perhatian terhadap kasus kekerasan perempuan dan anak.

Rita pernah mengungkap kasus penculikan dan pelecehan anak selama 4 tahun serta pemulangan 2.500 TKI korban TPPO di Arab Saudi.

Tahun 2010 menjadi salah satu kasus membekas yang ditangani Rita, yakni kekerasan terhadap TKW bernama Sumiati asal NTB. Korban disiksa oleh majikannya, bibir korban digunting dan disetrika saat menjadi TKW di Saudi. Saat itu, Rita masih menjabat Ps Kanit TPPO, Direktorat Kamtranas, Bareskrim.

Tahun 2011, Rita berperan aktif hingga berhasil mengevakuasi 2.500 TKI korban TPPO dari Saudi. Evakuasi ini merupakan pengembangan kasus Sumiati. Saat menjenguk Sumiati di RS Saudi, Rita mendapatkan banyak WNI yang dirawat karena korban kekerasan oleh majikan.

Dari cerita korban dan pihak Imigrasi, Rita menemukan pula bahwa TKI yang sudah overstay hingga kabur dari majikan tinggal di kolong Jembatan Kondara, Jeddah. Bahkan di antara WNI itu ada yang menjadi PSK.

Tahun 2019, Rita mendapat penghargaan dari Menteri PPPA karena mengungkap kasus kekerasan dan eksploitasi yang melibatkan anak sebagai korban maupun pelaku di media sosial. Rita kala itu sebagai Kanit IV Subdit I Dittipidsiber Bareskrim Polri.

Rita berhasil melacak pelaku pedofil yang menculik dua anak perempuan di Jakarta Timur. Bahkan salah satu anak yang diculik, dilecehkan selama empat tahun.

Rita berhasil mengungkap keberadaan pelaku melalui patroli siber. Penyidik melakukan profiling hingga pelaku ditangkap dan korban diselamatkan hingga dilakukan pemulihan.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Tahun 2020, Rita menjabat sebagai Kapolres Tegal Kota. Dia banyak menerima laporan dari Bhabinkamtibmas bahwa banyak terjadi KDRT di wilayahnya. Rita mengidentifikasi KDRT terjadi karena masalah ekonomi di tengah pandemi COVID-19.

Rita kemudian memberdayakan ekonomi dengan UMKM dan menggandeng Pemkot Tegal. Dia mulanya memberdayakan perempuan di Rusunawa Kota Tegal untuk menenun kain goyor dan pembuatan sapu, yang hasilnya dijual oleh UMKM. Setelah warga memiliki aktivitas itu, angka KDRT perlahan berkurang.

Saat ini menjabat sebagai Kasubdit 1 Dittipid PPA PPO Bareskrim Polri, Rita aktif memantau kasus di daerah. Di antaranya kasus Kapolres Ngada yang mencabuli anak, hingga kasus guru di Konawe yang dituduh menganiaya siswanya, diseret ke pengadilan hingga akhirnya divonis bebas.

Atas dedikasinya selama ini di kasus perlindungan perempuan dan anak, Rita mendapat penghargaan Pin Emas Kapolri pada 2020. Dia pun mendapat penghargaan dari International Association of Women Police 2020.

Simak selengkapnya .

AKBP Ni Made Pujewati merupakan Kasubdit Renakta Polda Nusa Tenggara Barat (NTB). Terbaru, dia mengungkap kasus pelecehan seksual dengan tersangka Agus Buntung atau I Wayan Agus Suartama (IWAS). Pendekatan komprehensif AKBP Pujewati berhasil menuntaskan kasus hingga dibawa ke meja hijau.

AKBP Pujewati diusulkan sebagai kandidat penerima anugerah Hoegeng Awards 2025 oleh Reza Indragiri. Reza terkesan dengan cara AKBP Pujewati menangani kasus Agus buntung. Menurut Reza, Pujewati telah menunjukkan keberhasilan dalam mengelola perkara yang menyangkut tiga kelompok yang membutuhkan perhatian ekstra, yakni anak-anak, perempuan, dan penyandang disabilitas.

Selama menjabat Kasubdit Renakta Polda NTB, AKBP Pujewati juga menangani sejumlah kasus menonjol yang menjadi perhatian publik:

– Polda NTB menyita 1.116 paspor dari hasil pengungkapan kasus TPPO pada 2024
– Polda NTB mengungkap kasus TPPO di Turki dan negara Timur Tengah pada 2023
– Polda NTB mengungkap kasus pernikahan anak di bawah umur di Lombok Barat pada 2024
– Polda NTB mengungkap tiga kasus kejahatan seksual pada anak pada 2024
– Polda NTB menangani kasus dugaan pemerkosaan anak yang melibatkan Bacaleg pada 2023
– Polda NTB mengungkap kamar khusus Metzo Executive Club & Karaoke Lombok yang jadi lokasi aksi tari telanjang pada 2020
– Polda NTB menangani kasus modus ritual zikir zakar

Simak selengkapnya .

1. Kombes Retno Prihawati

2. Kombes Rita Wulandari

3. AKBP Ni Made Pujewati