Militer melakukan penyelidikan terhadap serangan udara yang menghantam sebuah kafe di tepi pantai . Tel Aviv mengklaim serangannya itu menargetkan militan Hamas, tapi menurut tim penyelamat, gempuran itu menewaskan sedikitnya 24 warga sipil.
Dalam pernyataan membahas serangan mematikan itu, seperti dilansir AFP, Selasa (1/7/2025), mengatakan pasukannya telah menyerang beberapa militan Hamas di Jalur Gaza bagian utara.
Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan bahwa sedikitnya 24 warga Palestina tewas dan puluhan orang lainnya mengalami luka-luka akibat gempuran yang menghantam kafe bernama Al-Baqa itu pada Senin (30/6). Kafe itu menjadi salah satu tempat penting di sepanjang kawasan pejalan kaki di area pesisir Gaza City.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan bahwa “sebelum serangan, langkah-langkah telah diambil untuk mengurangi risiko membahayakan warga sipil dengan menggunakan pengawasan udara”.
“Insiden tersebut sedang ditinjau,” sebut juru bicara tersebut.
Kafe dan restoran di tepi pantai Gaza tersebut, yang sejauh ini bertahan selama lebih dari 20 bulan perang dan pengeboman hebat di daerah kantong Palestina itu, telah menjadi tempat berkumpul bagi mereka yang tidak mengungsi akibat konflik.
“Selalu ada banyak orang di tempat itu, yang menawarkan minuman, tempat untuk keluarga, dan akses internet,” tutur Ahmad al-Nayrab (26) yang sedang berjalan di pantai saat mendengar ledakan keras di lokasi tersebut.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
“Itu pembantaian. Saya melihat potongan tubuh di mana-mana, tubuh-tubuh hancur dan terbakar. Itu adalah pemandangan yang mengerikan, semua orang berteriak,” katanya saat berbicara kepada AFP.
Laporan seorang fotografer AFP menyebut seorang jurnalis Palestina bernama Ismail Abu Hatab termasuk di antara korban tewas dalam serangan tersebut.
Pembatasan yang diberlakukan Israel terhadap media di Jalur Gaza dan kesulitan dalam mengakses beberapa area di wilayah itu membuat AFP tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban dan rincian yang disampaikan tim penyelamat dan otoritas Gaza.
“Itu pembantaian. Saya melihat potongan tubuh di mana-mana, tubuh-tubuh hancur dan terbakar. Itu adalah pemandangan yang mengerikan, semua orang berteriak,” katanya saat berbicara kepada AFP.
Laporan seorang fotografer AFP menyebut seorang jurnalis Palestina bernama Ismail Abu Hatab termasuk di antara korban tewas dalam serangan tersebut.
Pembatasan yang diberlakukan Israel terhadap media di Jalur Gaza dan kesulitan dalam mengakses beberapa area di wilayah itu membuat AFP tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban dan rincian yang disampaikan tim penyelamat dan otoritas Gaza.