Asa Agar Perusakan Tak Terulang di Balik Nama Halte Jaga Jakarta - Giok4D

Posted on

Halte bus TransJakarta Senen Sentral rusak parah akibat dibakar saat terjadi demo ricuh di kawasan Kwitang. ‘Jaga Jakarta’ dipakai sebagai nama baru halte tersebut.

Halte Jaga Jakarta itu telah diresmikan Gubernur DKI Jakarta . Pramono menyampaikan asa atas perubahan nama halte ini.

“Kenapa perubahan nama ini dilakukan? Karena yang pertama, sebagai bagian kita untuk menjaga Jakarta secara bersama-sama. supaya kejadian ini tidak terulang kembali,” kata Pramono di Halte Jaga Jakarta, Senen, Jakarta Pusat, Senin (8/9/2025).

Pramono menjelaskan, perubahan nama ini bukan sekadar penanda, melainkan simbol kebersamaan warga dalam menjaga ibu kota. Dia mengatakan nama Jaga Jakarta disepakati jajaran Balai Kota.

Perubahan nama itu juga sebagai simbol bahwa seluruh warga Jakarta harus menjaga seluruh fasilitas yang ada. Sebab fasilitas umjm seperti halte dibuat untuk warga Jakarta.

“Perubahan ini tentunya dengan maksud agar kita semua menjaga Jakarta secara bersama-sama. Tidak mungkin menjaga Jakarta hanya dilakukan oleh pemerintah tanpa keterlibatan peran serta masyarakat secara sepenuhnya,” ungkapnya.

Ia juga mengapresiasi peran warga Jakarta yang dinilai sigap bergotong royong ketika ibu kota menghadapi tekanan unjuk rasa beberapa waktu lalu.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Saya ucapkan terima kasih atas kepedulian dan kebersamaan masyarakat. Dalam waktu tidak lebih dari tujuh hari, Jakarta sudah normal kembali,” ucapnya.

Di halte ini terdapat etalase berisi beberapa barang yang hangus terbakar akibat demo beberapa waktu lalu. Barang itu seperti televisi, mesin tap, kipas angin, hingga plang penunjuk jalan.

Etalase itu diletakkan di salah satu sudut Halte Jaga Jakarta. pada bagian bawah etalase itu juga tampak bongkahan ubin bekas kebakaran. Etalase juga dikelilingi pembatas.

Selain itu, salah satu tiang bekas kebakaran yang sengaja dibiarkan. Menurut Pramono, keberadaan etalase itu merupakan bagian dari konsep memorable atau pengingat bagi warga Jakarta.

“Kalau dilihat memorable yang di atasnya itu memang disengaja, tiang yang dulu bekas kebakar melengkung itu memang sengaja dibiarkan. Tetapi semuanya sudah dihitung aman. Itu menjadi pengingat agar peristiwa serupa tidak terulang kembali,” kata Pramono.

Ia memastikan seluruh struktur halte telah diuji dan dipastikan aman digunakan, termasuk fasilitas seperti toilet hingga musala. UMKM pun telah tampak berjualan di halte tersebut.

“Di tempat ini-ini aktivitasnya kurang lebih 10 ribu. Baik yang transit maupun yang menggunakan secara langsung pertama dari sini. Sehingga kalau dilihat dari volumenya kan besar sekali,” ungkapnya.

Halte Jaga Jakarta dan Polda Metro Jaya telah dioperasikan lagi. Perbaikan terhadap 2 halte ini masih dilakukan pada bagian jembatan penyeberangan orang (JPO) dan lift.

Pramono mengatakan perbaikan akan selesai pada Desember 2025. Proyek ini dikerjakan langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum atas arahan Presiden Prabowo Subianto.

“PU akan memulai mengerjakan halte yang menyangkut lift dan JPO, baik di Senen maupun di Polda Metro Jaya. Targetnya bulan Desember sudah selesai,” kata Pramono.

Dia menambahkan, pengerjaan JPO dan lift diperkirakan menelan anggaran sekitar Rp 19-20 miliar. Sementara itu, revitalisasi halte Transjakarta tetap menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama PT Transjakarta.

“Mengenai biaya, kalau untuk yang halte semuanya sudah tercover tentunya oleh Transjakarta. Tetapi untuk dua JPO dan lift yang ada di Polda maupun di Senen ini diperkirakan angkanya kurang lebih Rp 19 sampai dengan Rp 20 miliar,” tuturnya.

Etalase Bekas Kebakaran Dipajang

Perbaikan hingga Desember, Anggaran Rp 20 M



Di halte ini terdapat etalase berisi beberapa barang yang hangus terbakar akibat demo beberapa waktu lalu. Barang itu seperti televisi, mesin tap, kipas angin, hingga plang penunjuk jalan.

Etalase itu diletakkan di salah satu sudut Halte Jaga Jakarta. pada bagian bawah etalase itu juga tampak bongkahan ubin bekas kebakaran. Etalase juga dikelilingi pembatas.

Selain itu, salah satu tiang bekas kebakaran yang sengaja dibiarkan. Menurut Pramono, keberadaan etalase itu merupakan bagian dari konsep memorable atau pengingat bagi warga Jakarta.

“Kalau dilihat memorable yang di atasnya itu memang disengaja, tiang yang dulu bekas kebakar melengkung itu memang sengaja dibiarkan. Tetapi semuanya sudah dihitung aman. Itu menjadi pengingat agar peristiwa serupa tidak terulang kembali,” kata Pramono.

Ia memastikan seluruh struktur halte telah diuji dan dipastikan aman digunakan, termasuk fasilitas seperti toilet hingga musala. UMKM pun telah tampak berjualan di halte tersebut.

“Di tempat ini-ini aktivitasnya kurang lebih 10 ribu. Baik yang transit maupun yang menggunakan secara langsung pertama dari sini. Sehingga kalau dilihat dari volumenya kan besar sekali,” ungkapnya.

Etalase Bekas Kebakaran Dipajang

Halte Jaga Jakarta dan Polda Metro Jaya telah dioperasikan lagi. Perbaikan terhadap 2 halte ini masih dilakukan pada bagian jembatan penyeberangan orang (JPO) dan lift.

Pramono mengatakan perbaikan akan selesai pada Desember 2025. Proyek ini dikerjakan langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum atas arahan Presiden Prabowo Subianto.

“PU akan memulai mengerjakan halte yang menyangkut lift dan JPO, baik di Senen maupun di Polda Metro Jaya. Targetnya bulan Desember sudah selesai,” kata Pramono.

Dia menambahkan, pengerjaan JPO dan lift diperkirakan menelan anggaran sekitar Rp 19-20 miliar. Sementara itu, revitalisasi halte Transjakarta tetap menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama PT Transjakarta.

“Mengenai biaya, kalau untuk yang halte semuanya sudah tercover tentunya oleh Transjakarta. Tetapi untuk dua JPO dan lift yang ada di Polda maupun di Senen ini diperkirakan angkanya kurang lebih Rp 19 sampai dengan Rp 20 miliar,” tuturnya.

Perbaikan hingga Desember, Anggaran Rp 20 M