Wakil Menteri Pertahanan () Donny Ermawan Taufanto mengatakan Indonesia harus kuat dalam menghadapi serangan narasi dan hukum, atau dikenal dengan sebutan narrative and legal warfare (NLW) yang dilakukan pihak asing.
Menurut Donny, serangan NLW ini sangat berbahaya karena dapat berdampak langsung pada stabilitas politik dan ekonomi yang dapat memicu perpecahan bangsa.
“Ada upaya sistematis dari pihak eksternal yang mencoba menyerang kedaulatan Indonesia melalui pintu narasi dan hukum,” kata Donny saat menjadi pembicara dalam diskusi publik ‘Defence Intellectual Community: Memperkokoh Narasi dan Tatanan Negara untuk Kedaulatan dan Kesejahteraan Bangsa’ dilansir Antara, Rabu (24/9/2025).
Donny menjelaskan serangan NLW kerap menargetkan isu-isu tentang komoditas strategis yang dilindungi dalam UU Perkebunan, seperti kelapa sawit dan tembakau. Selain itu juga terhadap produk-produk pertambangan. Menurut dia, isu-isu di bidang itu kerap diserang karena komoditas tersebut sangat berperan penting dalam pembangunan perekonomian negara.
“Di bidang politik negara, yang kerap diserang adalah institusi yang bertanggung jawab menjaga kedaulatan negara,” tambah Donny.
Untuk menangkal dampak NLW, Donny menekankan pentingnya menerapkan konsep Defence Intellectual Management (DIM) yang digagas Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin. Donny mengatakan DIM bukan sekadar konsep belaka melainkan keniscayaan, resultan dari kualitas praktis dan akademis yang diterapkan dalam interaksi kepemimpinan dan manajemen untuk membangun kekuatan pertahanan.
Melalui DIM, negara dapat mengatasi beragam permasalahan kompleks tentang keamanan negara yang tidak bisa diatasi dengan alat utama sistem senjata (alutsista).
“Kita membutuhkan kemampuan DIM yang multiguna, mampu beradaptasi, dan merespons ancaman nirmiliter yang semakin canggih,” ujar Donny.
Donny meyakini melalui kolaborasi dan sinergi yang kuat antara pemerintah, kalangan akademisi, dan masyarakat, negara akan kuat tidak hanya dalam menerima serangan secara fisik melainkan serangan isu yang dapat memecah belah bangsa.